Edwin memutuskan pulang lebih awal hari itu, tentu kepulangannya membuat bingung Fira yang sedang menyusui Liam. Dia terheran-heran melihat wajah suram Edwin saat mengecup dahinya sekilas. Tidak biasanya Edwin bersikap seperti ini. “Pulang cepet hari ini, Ed?” tanya Fira hati-hati. “Ya,” jawab Edwin, masih dengan wajah murungnya. Dia memperhatikan Liam yang asyik menyusu dengan tangan mungilnya yang memegang telinganya. Dalam hati dia bersorak gembira, karena Fira terlihat was-was dan penuh curiga. Edwin merogoh sakunya, menyerahkan surat hasil tes ke tangan Fira. “Ed,” lirih Fira cemas, melihat wajah Edwin yang murung seolah sudah memberinya sebuah jawaban. “Maaf,” ucapnya. “Nggak apa-apa, Fira. Aku sudah katakan kepadamu bahwa apapun hasilnya, dia adalah anak kita dan aku tetap bert

