Lampu kamar yang hotel yang redup masih menyala, menciptakan bayangan dua tubuh yang saling terikat dalam pelukan hangat. Jevynn membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan tubuh Serena di sebelahnya. Jam di dinding menunjukkan pukul 3 pagi—waktu ketika sebagian besar orang terlelap, tapi bagi mereka, ini adalah awal dari gairah yang tak terduga. Serena menggeliat pelan, matanya setengah terbuka. “Kau sudah bangun? Apakah akan kau akan pergi?" bisiknya, suaranya serak namun menggoda. Jevynn tersenyum miring, tangannya dengan sendirinya meraba pinggang Serena yang mulus. "Tidak … aku masih belum puas denganmu.” Serena memicingkan mata, lalu tertawa manja. Dan tiba-tiba dia mencium bibir Jevynn dengan penuh nafsu. "Kalau begitu, jangan cuma memikirkannya," desisnya di antara ci