Nathasya menghela napas menatap kamar barunya. Meskipun ini sudah tiga hari sejak kepulangannya ke Indonesia dan tinggal bersama Bramuda, tapi rasanya masih seperti baru kemarin dirinya tinggal di rumah ini. Ia masih merasa asing. Nathasya menyambar ponselnya yang ada di kasur, kemudian ia keluar kamar untuk turun ke lantai satu. Pagi ini dirinya harus menyiapkan sarapan untuk Bramuda setelah dua hari dirinya hanya bisa bermalas-malasan karena kecapekan. Bramuda sendiri sepertinya tidak mengenal apa itu capek karena sehari setelah pulang dari Amerika pria itu langsung berangkat ke kantor. “Masak apa, ya,” gumam Nathasya seraya menatap layar ponselnya yang saat ini sedang menampilkan bermacam-macam menu masakan. “Bikin sandwich aja kali, ya, yang mudah.” Nathasya mengangguk-