“Ma… bujuklah Bima agar mau kembali ke kantor, Perusahaan sedang genting!” ujar pak Handoko saat sarapan. “Jangan sekarang, Pa… Mama takut Bima pergi lagi dari rumah ini.” “Mau sampai kapan dia akan terus seperti itu?” Bu handoko hanya diam, ia tidak berani mengatur Bima lagi. Ia membiarkan saja anak semata wayangnya itu melakukan apa saja yang ia mau. Bahkan untuk sekedar memaksa sarapan bersama pun dia tidak berani. Ia hanya bisa mengajak, jika Bima tidak datang untuk sarapan bersama, ia membiarkan saja. “Biar pap yang bicara padanya.” Pak handoko beranjak dari duduknya,. Tidak di hiraukannya ucapan istrinya yang mencoba mencegah. Ia bergegas menuju kamar Bima. Karena Bima tidak akan ke mana-mana, ia terus berkurung di kamarnya seperti putri pingitan. “Bima …” panggil pak Handoko