Fayra mengeratkan genggaman tangan dengan suaminya, duduk berhadapan dengan Papa-Mama. Seperti pembicaraan sebelumnya kalau mereka perlu pendapat dari Papa-Mama untuk keputusan besarnya. Jadilah mereka baru bicara sekarang. Bukan hanya Fayra, Papa Alyan maupun Mama Fay mengerti rasa berat Ragnala meninggalkan Fayra-Asya lagi di Jakarta sedangkan hubungan mereka baru membaik sekarang. Ragnala tetap harus memutuskan untuk Mama Ruby, menghentikan alat-alat yang menopang kehidupannya selama ini. Harapannya benar-benar pupus untuk tetap mempertahankan. Berat tetapi ia sudah berada dititik harus menerimanya. “Bagaimana kalau Papa-Mama dampingi kalian juga?” Tiba-tiba Papa Alyan mengajukan begitu. Sebagai keluarga, orang tua untuk keduanya, mereka ingin terlibat. Ragnala menoleh ke istrinya