"Tunggu, Tri!" Iwas mencengkram pergelangan tangan Gayatri. Saat ini Gayatri telah sampai di parkiran rumah sakit. "Ngapain Abang menyusul saya? Sana, temani saja Mbak Vira. Saya bisa pulang dengan menumpang taksi online." Gayatri mengibaskan lengan Iwas. "Tidak bisa. Kamu pergi bersama saya. Maka pulangnya kamu juga harus bersama saya. Lagi pula kita belum menebus obat bukan?" Iwas menghadang langkah Gayatri. "Minggir, Bang. Saya bisa menebusnya sendiri nanti. Apotik toh tidak hanya ada di rumah sakit ini." Gayatri mendorong d**a Iwas dengan kedua tangannya sekaligus. Tapi Gayatri seperti mendorong tembok. Iwas tidak bergeser sesenti pun. Sementara di belakang Iwas, tampak Vira sudah menyusul. "Bang, tolong jangan membuat kekacauan di rumah sakit. Malu, Bang," pinta Gayatri lirih. I