Damian sudah terkapar di lantai. Arjuna tidak peduli. Senyum Damian begitu sinis dan ia bangkit berdiri sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya. Arjuna melangkah mundur dan kini mendekati Bianca. Ia menggenggam tangan Bianca yang dingin karena ketakutan luar biasa. "Kamu yang tenang, sayang. Ada aku disini," ucap Arjuna begitu menenangkan Bianca. Bianca mengangguk paham. Ia merasakan tubuhnya seperti menjadi hina. Tatapan Arjuna tajam ke arah Damian. Kedua matanya begitu menyala seperti kilat yang ingin memulai perang dingin di antara mereka. "Kalau sampai, kamu mengganggu Bianca ku, maka kamu akan berhadapan dengan ku, Damian!" umpat Arjuna penuh emosi. "Hah! Bianca -mu? Lalu? Apa kabar dengan Kayla -mu?" ucap Damian begitu nyinyir. "Itu urusan pribadiku, Damian. Kam