Eveline Abraham balik menatap Laura dengan ekspresi marah. Ia baru saja disentak oleh Laura. Tangannya sakit, berdenyut-denyut. Itu membuatnya sangat marah, sampai rasanya ingin menjambak gadis itu seperti ia menjambak Liana tadi. Untungnya, Eveline saat ini merasa jauh lebih senang daripada marah setelah melihat betapa lemah tubuh madunya itu. Sebentar lagi, jika Liana mati, ia akan memiliki Charles sepenuhnya. Ia akan mendapatkan Charles tanpa khawatir suaminya akan terus terbayang sosok istri pertamanya itu. "Oh, wow! Sungguh tidak dapat disangka. Seorang Laura kini sudah berani melawan, ya?" Bukannya menjawab, Laura justru balik bertanya. "Apa yang kau lakukan pada ibuku! Siapa yang mengizinkanmu masuk ke sini!?" Wanita itu mencebik kesal. "Bicaralah dengan nada rendah pa