"Makanlah, Laura." "Aku tidak lapar." "Kau butuh lebih banyak energi." "Agar kau bisa memerko.saku lagi!?" "Aku tidak mungkin melakukan hal sekeji itu." "Tidak? Tidak kau bilang? Apa yang baru saja terjadi? Kau memerko.saku!" Adam mengerutkan kening. "Tidak, Laura. Itu hal yang biasa kita lakukan selama ini." "Kau memaksaku!" "Kalau aku memaksamu, tidak mungkin kau mencapai puncak berulang kali seperti itu, Laura." "Kau—" "Makan." Adam membuka mangkuk bekal dengan penutup itu. Di dalamnya terdapat Beef Stew hangat yang menguarkan aroma lezat. Laura menunduk, menatap sajian hangat itu. Kesedihan telah membuat Laura mati rasa untuk beberapa saat, dan sekarang ia baru menyadari jika perutnya keroncongan. Apalagi yang disajikan Adam bukan sup ayam biasa. Melainkan Beef Stew.

