"Pria siapa? Kakak? Pria ... di mana dia, hah? Aku akan menghajarnya. Aku akan...." "Aku melarikan diri dari mobilnya. Dia entah di mana." Laura dengan gemetar memeluk kakaknya erat-erat. Oh, Tuhan. Air matanya mengalir turun. "Pria itu tidak melakukannya, kan? Dia tidak melakukannya dan...." "Tidak, dia tidak sempat, Laura," jawab Mia dengan suara bergetar. "Oh, Tuhan! Kakak, kenapa ini bisa terjadi?" Saat itu, Laura benar-benar kehilangan kata-kata. Ia hanya bisa mendekap Mia, memeluknya. Laura tahu rasanya, ia sangat tahu bagaimana rasanya hampir dinodai. Demi Tuhan! Itu benar-benar mengacaukan pikiran. "Tidak akan kubiarkan pria itu menyentuhmu lagi, Kak! Tidak akan." "Aku takut, aku sangat takut." "Kakak? Sebaiknya kita menelepon Dad dan...." "Tidak! Jangan, Dad dan Mo