Jakarta, tahun 2062. Apa yang saat itu Allen dan Elysia bisa lakukan hanya memandang wajah putra mereka dengan sepenuh jiwa dan perhatian. Terkurung oleh suasana remang-remang di ruangan itu, wajah Marvel tak menyiratkan sedikit pun rasa penyesalan. Ia sama sekali tak merasa perbuatan yang habis ia lakukan merupakan suatu kesalahan. Malah, ia akan terus mendebat orang tuanya demi sesuatu yang ia percaya. Marvel tak suka pada cara kedua orang tuanya saat memperlakukan adiknya. Agar bisa menyamai mereka kelak, ia terus dipaksa untuk mempelajari sesuatu yang tak ia sukai. Demi memuaskan ambisi mereka soal idealisme. Bukankah wajar jika setiap orang memiliki suatu idealisme yang akan ia pegang teguh sendiri dengan penuh keyakinan? Untuk sepasang suami istri itu sendiri jawabannya tentu sam