Satu bulan kemudian. Nevan buru-buru meraih jaketnya dari bahu sofa. Pukul 05:49 pagi. Hawa dingin AC menusuk tulang-tulang yang sebelumnya berbaring damai mendekap gadis yang suhu tubunya menyalurkan kehangatan batin. Andai mamanya tak menelepon di pagi buta, mungkin dia masih bergelung dalam selimut. Bersama Kalya. Usai memakai sepatunya rapi, Nevan langsung saja meninggalkan apartemen itu tanpa membangunkan atau menengok Kalya terlebih dahulu. Saat bangun tadi, sedikit pun Kalya tak terusik. Mungkin wanita itu kelelahan karena aktivitas mereka semalam. Nevan sadar, dia dengan tidak tahu dirinya meminta terus mengulang kepuasan itu sampai ia benar-benar letih dan tertidur nyenyak. Di kamarnya sana, Kalya meraba-raba sampingnya. Apa Nevan sudah bangun lebih dahulu? Benar. Yang matanya