Sejak keluar dari ruangan Pak Raihan, Dea tak henti-hentinya memberondongi Kalya pertanyaan. "Nanti aku kasih tahu. Kita kerja aja dulu." Harusnya tak perlu meluapkan kekesalan pada Nevan. Kalya menyadari kebodohannya. Melempari seseorang di depan banyak orang, di hadapan sang bos, serta di depan kekasih Nevan, sungguh Kalya tak menyangka bisa bersikap kelewatan seperti itu. Kewarasan yang dikalahkan oleh rasa marah menjadi penyebab benda ringan itu melayang. Memang beratnya tak seberapa, tapi rasa malu bisa saja muncul di benak Nevan, yang menjadi korban. Satu lagi, Kalya jadi terancam dipecat oleh Raihan. Seandainya benar-benar dipecat, harus kerja apalagi dia? Melamar pekerjaan dari awal kembali? Oh, jangan. Dia lelah. Katakan saja mentalnya lemah, sendirian betul-betul melemahkan