32

1055 Kata

Anin berlari menuju tempat tidurnya, ia menangis sejadi -jadinya. Anin begitu kesal, benci dan penuh emosi pada Mathew sekarang. Semua amarahnya tercampur menjadi satu. Tangannya terkepal dan memukul -mukul kasur empuknya dengan keras. Tubuhnya menelungkup dan air matanya terus luruh membasahi bantal yang ia pakai untuk menyangga pipi tembemnya. "Kenapa?! Kenapa kamu mempermainkan Anin, Kak! Kamu jahat! Kamu pikir, Anin wanita seperti apa?! Apa kamu hanyaa ingin tubuh Anin saja! Ternyata kita tidak bisa bersatu!" umpat Anin penuh emosi. "Pantas saja, kamu smebunyikan semuanya sendiri. Kamu tidak berani mempublikasikan aku, Kak! Bahkan kamu menutupi aku dari Mama kamu yang sebenatr lagi akan mejadi Mama tiriku! Dan kamu juga tahu, kalau aku benci dengan Mama kamu, Kak! Dasar b******k!" u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN