Anin dan Mathew sudah kembali ke tanah air. Dengan berpikir seribu kali akhirnya rayuan Mathew ampuh bisa membawa Anin pulang kerumah Papa Richi. Jantung Anin berdegup keras sekali saat ia sudah sampai di Bandara dan mulai menaiki taksi menuju ke alamat rumahnya. Anin memeluk Mathew dengan erat. Ia memejamkan kedua mata sambil mengusap perutnya yang selama perjalanan jauh ni tak mengganggu sama sekali. "Anin deg -degan, Kak," ucap Anin irih. "Deg -degan kenapa? Santai aja. Papa Richi itu rindu banget sama kamu, Anin," jelas Mathew megusap kepala Anin lalu mengecup pucuk kepala Anin dengan penuh kasih sayang. Mathew juga mengelus perut Anin yang terasa keras karena menegang. "Kalau Papa tahu Anin hamil, dia akan marah besar pasti," jelas Anin pada Mathew. "Gak akan, Sayang. Kalau Papa