“Kenzo!” Amira yang nyaris mendobrak pintu berseru setelah benda itu terbuka. “Pak Kenzo maaf, bu Amira memaksa padahal saya sudah bilang kalau Bapak enggak bisa di ganggu.” Raut wajah Dila-sekertaris pengganti Amira tampak menyesal. Kenzo memang meminta Dila untuk menahan Amira agar tidak memasuki ruangannya jika wanita itu datang. Ia memutuskan komunikasi dengan Amira, memblokir semua nomornya usai menandatangani surat pengunduran diri wanita itu. Demi Tuhan, Kenzo sangat membenci Amira. Andai saja istrinya tidak sedang mengandung—sudah ia bawa Amira ke tengah lautan lalu mengumpankan wanita sialan itu pada hiu. “Biarkan dia masuk,” putus Kenzo akhirnya. “Baik Pak, permisi.” Dila keluar tanpa lupa menutup pintu. “Mau apa lagi kamu? Bukannya kamu sudah mengundurkan diri dari per

