“Jill,” panggil suara bariton dari belakang punggung Jillian membuatnya menoleh dan Callista mendongak mencari tahu ke asal suara. “Kenzo ….” Jillian bergumam dengan wajah pucat pasi. “Lho … dari kapan di situ Om?” “Dari tadi.” Kenzo menjawab sambil melirik Jillian sekilas. Ekspresi wajahnya tampak dingin, apakah pria itu mendengar semua ucapannya barusan? Duh, padahal Jillian sedang membual agar Callista berhenti curiga. “Saking serunya cerita Jillian yang lagi ngecengin ketua BEM di kampusnya—aku sampai enggak tahu ada Om di sana.” Callista beranjak berdiri lalu mengangsurkan tangannya untuk berjabatan dengan Kenzo. “Pake diperjelas lagi si Callista, ah!” Jillian menggerutu di dalam hati. “Call, gue balik ya … udah dijemput.” Jillian berdiri lalu meraih tasnya yang kemudian ia k

