Jillian berhasil mengelabui Kenzo juga pak Ujang yang saat ini masih menunggu di parkiran Caffe Callista sedangkan dirinya sudah berada di night club bersama tiga sahabatnya. “Cheers!” Keempatnya membenturkan gelas satu sama lain, sambil berseru bahagia, entah untuk merayakan apa yang pasti mereka sedang merasakan suka cita. Sudah lama tidak berkunjung ke tempat seperti ini untuk bersenang-senang. “Sayang.” Rangga harus meninggikan suaranya memanggil Jillian untuk meredam bunyi bising berirama yang dimainkan DJ. “Rangga!” Jillian tampak antusias. Jillian berdiri, melewati meja berhamburan memeluk Rangga. Rangga membawa kedua kaki Jillian agar melingkar di pinggangnya lalu duduk di ujung sofa dengan Jillian berada di atas pangkuan. “Kangen kamu,” kata Jillian lantas menyatukan bibir