“Iya … mudah-mudahan kelakuannya enggak seajaib kamu ya.” Bibir Jillian mencebik. “Memangnya aku ajaib gimana, sih?” “Ya gitu lah.” Kenzo tidak mungkin menjabarkan sikap Jillian yang sembilan puluh persen buruk itu, kan? “Ih … kok ya gitu? Harus jelas donk!” Jillian kini memasuki mode ‘ngajak ribut’. Tapi kemudian si Cantik terusik karena Mommynya banyak bicara. Bibir mungil si Cantik terlepas dari p****g Jillian disusul tangis kencang yang membahana di kamar itu. “Keeeeen.” Jillian menatap horor si Cantik yang menangis atau lebih tepatnya berteriak, membuka mulutnya lebar dengan pejaman mata yang sangat erat. “Coba … susuin lagi, pindahin si Cantik ke sebelah kanan.” Kenzo memberi solusi. “Gimana cara pindahinnya?” Jillian merengek. “Aku juga enggak tau, coba kamu angkat.” Kenz

