Zavian tidak tahu kenapa Maurel bisa marah padanya. Padahal dia tidak melakukan apapun. Dia hanya membawakan manisan yang Maurel sukai. Meski begitu, dia tetap sabar dan pergi ke supermarket untuk membeli sesuatu agar Maurel tak marah lagi padanya. Setelah dia mendapatkan apa yang dia inginkan, dia pun kembali ke apartemen. "Sayang, buka pintunya. Lihat apa yang aku bawa," ucap Zavian sambil mengetuk pintu dengan lirih. Maurel yang sedang kesal pun terpaksa membukakan pintu. Dia melihat wajah Zavian yang riang sambil mengacungkan plastik putih kepadanya. "Lihat apa yang aku bawa. Kali ini kamu pasti suka." Zavian membuka plastik itu dan menunjukkan sebuah coklat berukuran besar. "Ini enak banget. Kamu pasti suka." Bukannya senang, Maurel justru semakin kesal. "Emangnya aku anak kec