Zavian bingung. Namun, dia punya tekad yang kuat untuk memberikan semua yang terbaik untuk Maurel. “Mbak, dompet saya ketinggalan di rumah. Bisa nggak kalau dicatat dulu pendaftarannya dan lakukan semua tindakan yang terbaik untuk istri saya. Berikan obat terbaik untuk dia dan nanti saya akan kembali untuk membayarnya,” pinta Zavian dengan tenang. “Bisa, Pak. Tapi isi ini dulu, ya? Karena ada prosedur yang harus dilakukan untuk memberikan obat-obatan terbaik.” Suster bagian pendaftaran pun memberikan formulir pendaftaran dan Zavian langsung menandatanganinya. Setelah semua prosedur itu selesai, dia berjalan keluar rumah sakit. Waktu yang sudah larut membuat malam semakin gelap. Dia tak tahu ada di mana karena sedari tadi dia hanya mengikuti Maurel yang berjalan tanpa tujuan. Dia pun m