“Kalau soal merawat Ayah, kita bisa pakai jasa perawat,” ujar Lian. “Nanti Lian sering-sering lihat Ayah juga.” Kane kembali terdiam. “Mas … Mas tiap bulan ngirim untuk biaya pengobatan Ayah?” Kane mengangguk lemah. “Kalau Ayah sudah sama Mas, uang itu bisa untuk bayar perawat kan? Mas ga punya kewajiban untuk kirim ke istri Ayah kan?” “Kayaknya gitu, Li.” ‘Tapi aku ga tau apa penghasilanku cukup untuk hidup bersama Ayah.’ “Mas … jangan mikirin yang lain dulu. Mas harus lihat Ayah dulu, cek kondisinya. Kalau ada apa-apa sama Ayah, Mas bisa menyesal seumur hidup.” Kane masih saja diam. Iris matanya yang nampak bergetar menyiratkan kekalutan. “Apa lagi yang bikin Mas bingung?” “Jadwalku, Li.” “Maksudnya?” “Jadwal residen di-update per bulan, Li. Kalau aku izin, yang lain bakal ke

