Selama beberapa saat Kane tak melepaskan pelukannya, pun Lian yang akhirnya menyambut pelukan itu. Namun jika mereka dalam posisi itu terlalu lama, Lian justru khawatir ada orang yang tak sengaja memergoki mereka. “Mas? Mau sampai kapan pelukannya?” Kane malah ngekek. “Bilang sayang ke aku dulu dong.” “Ih!” “Ya udah ga dilepas.” “Nanti ketauan orang ga jadi backstreet baru nyaho!” “Makanya bilang dulu,” pinta Kane lagi, masih sambil ketawa. “Aku udah bilang tiga kali, masa kamu ga mau bilang sekalipun?” Lian mendaratkan cubitannya di pinggang Kane, membuat Kane merintih perih. “Kok aku dicubit, Sayang?” “Lagian perhitungan gitu? Bilang sayang yang ga pake bayar aja dihitung!” Lian mendongak, Kane menunduk, saling bertatapan. “Bukan perhitungan, aku juga kan kepingin tau, kamu sa

