“Ada apa denganmu?” tanya Nash. “Aku malas menjelaskannya Nash,” lirih Lian. “Sayang?” Kane menunduk, merasa heran dengan apa yang terjadi. “Risa dan Alan ada di rumah, Mas.” “Ngapain?” “Mana aku tau!” Lian kesal setengah mati. “Siapa Risa dan Alan?” tanya Nash. “Sampah!” “Wah, ada apa denganmu? Kamu memang ketus, tapi tidak menghina orang, Lian.” “Nash ….” “Mereka kelewatan bukan?” “Begitulah.” “Di mana rumahmu?” tanya Nash kemudian, pada Kane. “Tak jauh dari sini. Bukan rumah, aku menyewa kamar.” Nash mengangguk paham. “Kamu mau aku yang menyetir atau butuh waktu untuk menenangkan emosimu? Kalau pulang dalam kondisi begini, bisa-bisa telinga dan hidungmu mengeluarkan asap, Lian.” Ponsel Lian berdering kembali, kali ini Liang yang menelponnya. “Papa.” “Kok Adek ga pernah

