Juan mendekatkan wajahnya ke telinga Magika sambil tetap memegang hairdryer yang kini sudah dimatikan. Dengan suara lembut yang nyaris berbisik, ia berkata, "I love you, baby."
Magika sontak merinding, baik karena suaranya maupun helaan napas Juan yang terasa di kulitnya. Ia menoleh ke arah suaminya dengan tatapan serius, matanya sedikit melotot. "Saya bukan bayi, ya, Tuan," katanya dengan nada tegas, menekankan kata "Tuan."
Namun, bukannya gentar, Juan malah tersenyum lebar. Ia mengulurkan tangan dan mengusap lembut pipi Magika. "Jangan melotot seperti itu, baby. Kamu terlihat sangat menggemaskan!"
Magika langsung menautkan alisnya, bibirnya mencebik. "Menyebalkan," gumamnya sambil mengalihkan pandangan.
Juan tertawa kecil, lalu berkata lagi, "Kamu memang bukan bayi, tapi aku memanggi
