Sebelum memejamkan mata, Magika melirik ke arah Juan. “Tuan… jangan macam-macam ya.” Juan terkekeh pelan, lalu menjawab dengan suara lembut, “Tenang saja, sayang. Aku akan menjaga mimpimu tetap indah malam ini.” Magika memanjat ke atas ranjang dengan langkah ragu. Tubuhnya yang terbungkus jubah mandi terasa hangat, tetapi rasa canggung tidak juga hilang. Ia menarik selimut tebal yang sudah tertata rapi di atas ranjang, lalu membaringkan tubuhnya perlahan. Dengan cepat, Magika menutupi seluruh tubuhnya hingga hanya bagian wajahnya yang terlihat. Selimut itu seolah menjadi perlindungan terakhirnya, tempat ia bersembunyi dari rasa malu dan kegugupan yang terus menguasai dirinya. Matanya melirik sekilas ke arah Juan, yang masih duduk di kursi dekat ranjang sambil tersenyum tipis. Merasa ti

