Tamu di Pagi Hari

1254 Kata

Saat pintu dibuka, Magika tertegun. "Ayah?" ucapnya dengan nada kaget. Di hadapannya berdiri seorang pria paruh baya dengan senyuman kecil yang canggung di wajahnya. "Halo, Magi," sapa Handoko, ayahnya. Wajahnya terlihat sedikit tegang, seperti sedang mencari kata-kata yang tepat. Magika tidak segera menjawab. Tubuhnya kaku di tempat, matanya menatap pria itu dengan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Ada rasa marah, bingung, tapi juga kerinduan yang tak bisa ia hindari. "Boleh ayah masuk?" tanya Handoko dengan nada pelan. Magika terdiam sejenak, menelan ludah, lalu mengangguk singkat. Ia melangkah ke samping, membiarkan Handoko masuk ke dalam rumah. Pikirannya berputar cepat, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Di ruang tamu, suasana terasa canggung. Handoko mengamati sekelil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN