21. Sang Cumi

1319 Kata

Sheila tiba di kantor dua puluh menit sebelum jam kantor di mulai. Suasana hatinya sungguh baik mengingat momen Jaka yang tadi sempat memegang lembut tangannya dan menciumnya. Bibir dengan lip tint rasa jeruk itu terus saja tersenyum lebar. Rambutnya yang dikuncir bergoyang ringan selaras dengan langkahnya memasuki area kantor. Pak Supri yang melihat kedatangan gadis itu menyapanya. ”Wah, Mbak Sheila sepertinya sedang berbahagia. Senyumnya indah banget.” Wajah Sheila memerah. Sekuat tenaga dia menahan keinginannya untuk tersenyum lebih lebar. “Selamat pagi, Pak Supri!” jawab Sheila riang. “Sepertinya hatinya sudah benar-benar move on ya, Mbak,” goda Pak Supri. “Tadi saya lihat dibonceng motor sama cowok baru.” Sheila tidak menjawab, hanya saja senyumnya semakin lebar seakan membenarkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN