Mendengar suara Alena berteriak. Arkana segera datang untuk menghampirinya. "Ada apa sayang? Tadi aku mendengar suara kamu berteriak?" Tanya Arkana yang melihat Alena duduk di samping tempat tidur dengan wajah pucat serta dahinya sudah basah oleh keringat. "Mas, sa-sakit sekali!" Ucapnya dengan bibir gemetar. Arkana pun segera memeluknya. "Sakit? Sakit di mana yang sakit? Cepat katakan sayang? Aku ... Aku akan memanggil dokter kemari," ucap Arkana yang hendak bangun untuk mengambil ponselnya. Namun, Alena langsung menarik tangannya. "Tidak perlu mas! Aku tidak apa-apa! Ini pernah aku alami enam tahun yang lalu, jadi... Tidak perlu memanggil dokter, karena itu pasti sangat memalukan," ucap Alena dengan wajah memerah karena malu. Tapi, Arkana masih belum mengerti apa yang dimaksud ol