Lorna menutup pintu kamarnya rapat-rapat, ia membelakangi pintu lalu menarik napas dalam lalu mengusap air mata yang terjatuh secara spontan di pipinya.
"Lakukan itu dengan pria yang kau cintai,"
Kalimat terakhir Alexander terngiang di telinganya sangat jelas, gadis itu bernapas kasar lalu menekan dadanya yang terasa sesak. Ia mengingat bagaimana cara Alex memanggil Jasmin di hadapannya dan itu membuat Lorna terluka dan bodoh.
"Ya Tuhan, harusnya aku sadar diri. Daddy bahkan menggantungkan hidupnya bersama Alexander dan aku malah diam-diam mencintainya,"batin Lorna menggigit bibirnya kecil, menahan tangisan yang nyaris pecah.
Gadis itu menyentuh bibirnya, mengecap rasa bagaimana pria tersebut menciumnya layaknya candu lalu melepaskan seperti sampah.
"Aku harus pergi dari sini, aku har
