Ruangan di salah satu sudut ballroom hotel itu seketika pecah oleh ucapan syukur. Beberapa anggota keluarga Amelia menitikkan air mata haru. Di sisi lain, Rizal memandang ibunya yang tersenyum bangga dan bahagia. Netra wanita itu berkaca-kaca.
Mereka berangkat dari Surabaya hanya empat orang saja. Rizal, Bu Salima, Pak Haji dan Bu Haji. Tetangga sebelah rumah. Karena mereka tidak memiliki keluarga lagi.
Sementara di keluarga Amelia, pada hadir semua. Baik keluarga dari pihak papa atau pun mamanya. Dua adik lelaki dan satu adik perempuan Amelia yang baru umur sembilan tahun, duduk berdampingan dengan Inaya. Ibu tirinya Amelia.
Mereka sangat bahagia. Akhirnya Amelia menemukan lelaki sebaik Rizal. Pak Andra sama sekali tidak ragu dengan pria pilihan putrinya.
"Saya yakin kamu bisa membah
