Mereka terlalu bangga dengan apa yang dimiliki. Apa mereka pikir Pak Bakti dan Bu Putri akan luluh karena Herlina sudah punya klinik sendiri. Padahal klinik hasil rampasan. Ketika tengah berbincang, Pak Azman dan Hasna datang. Elvira menangis dalam rangkulan ayahnya. Pun juga dengan Pak Azman. "Maafkan ayah. Ayah baru saja dikasih tahu masmu." "Nggak apa-apa, Yah. Aku sudah lebih baik sekarang." Elvira mengusap air matanya. Seharian itu Pak Azman menunggui Elvira di klinik bersama besannya. Tiap ada kesempatan Hendy mengirimkan pesan, dan telepon meski hanya sebentar. ***L*** "Hen, tunggu sebentar." Herlina mencegah Hendy yang melangkah tergesa ke parkiran sore itu. Kebetulan Herlina juga mau pulang dan langsung ke klinik. "Kata Mbak Ema, istrimu kena musibah. Bagaimana keadaannya."