Wanita yang lebih muda juga memperhatikan Herlina. Mungkin sebenarnya mereka ini saudara sepupu. Beberapa tetangga juga memandang dari rumah masing-masing yang membuat Herlina makin gemetar. "Sekarang kamu datang setelah bertahun-tahun lalu kamu tolak ayahmu. Mau apa? Kuswoyo sudah punya keluarga baru dan hidup bahagia. Kamu pikir dia mau bertemu dengan anak yang dulu malu mengakuinya?" Wanita itu terus memaki dengan suara penuh emosi. "Kamu itu sama persis seperti ibumu. Nggak tahu bagaimana caranya menghargai orang lain. Suaminya dibuang setelah mendapatkan mangsa baru. Ibumu selingkuh dengan lelaki beristri. Cuih. Nggak tahu malu. "Nggak mau diajak hidup berjuang bersama, maunya enak saja. Bahkan kamu pun sama seperti ibumu itu. Sama-sama nggak tahu diri." Mata wanita itu menyala-nya