Tidak lama kemudian, muncul asisten rumah tangga mengantarkan minum. "Kami senang sekali kamu datang, Nak," ucap Bu Fatimah lembut. "Papamu sering bercerita tentangmu. Dia selalu berharap suatu hari bisa bertemu kamu lagi." Herlina merasa semakin terharu sekaligus malu. Ia tidak menyangka bahwa papa yang dulu ia hina kini menyambutnya dengan begitu baik. Bahkan istrinya juga sangat baik. "Bun, panggil Aulia dan Nizam." Pak Kuswoyo bicara pada sang istri. Bu Fatimah langsung berdiri dan melangkah ke dalam. Tampak sekali Herlina canggung dan serba salah di depan papanya. Dua puluh tujuh tahun mereka tidak bertemu. Sedangkan Pak Kuswoyo terlihat sangat bahagia. Tidak lama kemudian dari dalam muncul seorang perempuan muda menggendong bocah perempuan berumur dua tahun. Di belakangnya ada p