Ditariknya napas dalam-dalam. Bagaimanapun, ia telah membuktikan bahwa dirinya mampu bangkit. "Tinggalkan adikku. Ada yang lebih layak menjadi suaminya. Jika kamu yang pergi, adikku nggak mungkin mengejarmu. Kamu nggak mungkin bisa membahagiakannya." Rizal ingat kata-kata Arman. Ini yang tidak seberapa menyakitkan. Ada lagi yang lebih menghina. Ia tidak ingin mengingatnya. ***L*** Seminggu kemudian .... Elvira terbangun saat ada lengan menimpa pinggangnya. Padahal dia sedang menikmati tidurnya yang nyaman setelah pulang dari klinik kemarin. Rasanya bebas merdeka bisa tidur dengan nyenyak. Tidak tersiksa dengan bau obat dan bau desinfektan. Seharian ini entah berapa kali dia mandi dan luluran. Juga sibuk mengobati bekas luka di kakinya. Dia juga mempersiapkan diri kembali masuk kantor