"Masih jauh, Sayang?" Aby mulai terlihat lelah. Dia menengok ke kanan kiri jalan yang lumayan sepi. Maklum, rumah Vania terletak di pinggiran kota. Butuh waktu berjam-jam dan juga jalan yang lumayan sulit untuk dilewati. "Masih sekitar satu jam lagi, Sayang. Kamu kelelahan, ya? Kasian, Sayangku," Vania mengusap lembut puncak kepala Aby. "Lama banget. Punggungku sudah sakit-sakit, mana pengen ke kamar mandi." keluh Aby sambil berusaha meregangkan tubuhnya yang mulai kaku. "Kamu mau pipis? Berhenti di sekitar sini aja, bisa pipis di balik semak-semak sana." Vania menunjuk rerimbunan pohon yang ada di kiri jalan. Aby melihat ke rerimbunan yang ditunjuk oleh Vania lalu memegang tengkuknya sendiri. Tiba-tiba saja dia teringat film horor yang pernah dia tonton tanpa sengaja. "Serem, Ba