Sepanjang perjalanan menuju rumah orang tua Xander, Seruni gelisah. Duduknya tidak pernah tenang. Sebentar ia menghadap kanan, kiri atau mematung memandang jalan di depannya dengan pikiran melayang-layang. "Kamu kenapa gelisah begitu duduknya? Bisulan?" Pertanyaan asal-asalan Xander direspon Seruni dengan gelengan kepala. "Ambeien?" Xander melirik Seruni yang gelisah bagai cacing kepanasan. Seruni kembali menggelengkan kepala. "Lantas? Saya sudah terlalu tua untuk diajak bermain tebak-tebakan." Seruni menghela napas. Ia kesal karena merasa diperlakukan begitu tidak adil. "Sama, Mas. Saya juga merasa sudah terlalu tua untuk diajak bermain pacar-pacaran dan umpet-umpetan. Saya gelisah karena saya bingung Mas suruh begini begitu tanpa alasan yang jelas. Yang terus bermain tebak-tebakan it

