Seruni merasa pandangannya menggelap, sebelum seseorang menahan bahunya sigap. Lengan kuat itu juga yang kemudian merangkul bahunya lembut, dan mendudukkannya kembali ke kursi. "Kamu tidak apa-apa, Seruni?" seru Xander dan Antonio berbarengan. Seruni mengangguk. Ia memang tidak apa-apa. Ia hanya kaget melihat Xander yang tiba-tiba saja muncul dari balik tembok. Tembok-tembok di ruangan ini memang diberi wallpaper bermotif kubus. Hanya saja Seruni tidak menyangka kalau kubus-kubus ini juga berfungsi sebagai pintu rahasia. Rumah seorang mafia memang berbeda dengan rumah orang kebanyakan sepertinya. "Lepasin tangan lo dari pacar gue, Ton. Orangnya juga udah kagak kenapa-kenapa." Celetukan Xander membuat Seruni baru menyadari bahwa Antoniolah yang menahan tubuhnya, bukan Xander. Kini gant