Pertanyaan itu menggantung tanpa ada jawaban. Rain sendiri tidak ingin menjawab dan sibuk dengan pemikirannya sendiri. Elea menggigit bibirnya, ia pura-pura tidur demi menekan perasaan sakit yang entah kenapa merasuk memenuhi jiwa. Bodoh sekali, kenapa ia harus bertanya hal seperti itu? Sudah pasti tetap istri sah yang jadi pemenangnya, sedangkan dia? "Jangan berpikir terlalu jauh. Kalau hal itu benar terjadi, aku pasti tanggung jawab," kata Rain setelah terdiam cukup lama. Elea hanya diam saja, bukannya merasa tenang hatinya semakin resah. "Rain, peluk aku." Rain menatap wanita itu dengan tatapan sendu, ia menurut, merebahkan tubuhnya di sampingnya. Ia lalu mengulurkan tangannya dan meraih kepala wanita itu agar bersandar pada lengannya yang kokoh. Keduanya saling berhadapan dengan