Rain berteriak saat melihat Mamanya benar-benar telah meninggalkan dunia. Pria itu sangat marah sekali, terutama dengan pria yang kini tengah menangis tersedu-sedu di samping jenazah Mamanya yang pucat. Melihat itu kemarahan Rain tak terbendung, ia menarik bahu Alvin dengan kasar. "Jangan kotori tubuh Mamaku dengan tangisan palsumu. Bukannya kau senang dia sudah mati? Ini yang kau inginkan bukan?" Suara Rain terdengar gemetar, hatinya selalu sakit jika mengingat fakta menyakitkan tentang kedua orang tuanya ini. "Sekarang dia sudah tiada! Kau sudah bebas melakukan apa yang kau mau! Berhentilah menangisi Mamaku, kau tidak akan pernah mencintainya, kau hanya peduli dengan nama baikmu dan obsesi gilamu, Arghhhhhhhh!" Alvin tidak menjawab apa pun, dirinya memang bersalah dalam hal ini. Semu

