“Menikahlah dengan saya, dan saya akan melunasi semua hutang keluarga kamu!” ucap Ravael, tenang tanpa benar-benar menekan. Di hadapan Ravael, Salwa langsung kebingungan. Shalwa berangsur mendekat karena kedua tangannya butuh pegangan. Kedua tangan Salwa berpegangan kepada pinggir meja kerja Ravael yang kokoh. Napasnya menjadi tak karuan dan jantungnya pun deg-degan parah. Sempat mendadak tak berani menatap kedua mata Ravael sang bos. Kali ini, Salwa berangsur melakukannya. “P—pak?” Suaranya tercekat. Ia menatap tak percaya kedua mata tajam bosnya yang memang memiliki wajah sangat tampan. “Kamu jangan berharap saya bisa mencintai kamu. Pernikahan kita, tak lebih agar Amira berhenti mengganggu saya. Saya hanya butuh teman hidup!” ucap Ravael mematahkan kegugupan Salwa. “Jadi, kamu lebi