“Sejak kapan?” “Sejak kapan kalian berhubungan?” Ravael memberanikan diri untuk bertanya. Ia begitu penasaran dan tak mau hanya menyimpannya. Baginya telanjur basah, jadi lebih baik kuyup bahkan banjir sekalian. Dimas tak langsung menjawab. Terlebih dulu ia menuntun Melati untuk duduk di kursi tunggu yang ada di belakang sebelah mereka. Ia tak mau Melati makin lelah. Karena berurusan dengan Ravael, ia yakini sudah membuat kekasih sekaligus mantan istri sahabatnya itu, kehilangan banyak energi. “Akhirnya yang aku takutkan terjadi juga,” batin Melati. Ia bermaksud akan menjawab karena berpikir, itulah yang Dimas maupun Ravael harapkan. Menjadi wanita yang diperkarakan oleh dua pria bersahabat, tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Melati. Bahkan sekadar memikirkannya, Melati belum