"Om Dio juga dulu nggak suka kerja kayak gini, mama Adek pinter dia, langsung kabur...mau nggak mau om Dio yang lagi asik nge-band tahu - tahu disuruh kerja sama popa. Perusahaan ini kan sudah dibangun Popa dari zaman dulu banget, semua materi dan fasilitas kita dapat ya dari sini semua, dan sayangnya keturunan popa nggak banyak, generasi kedua cuma om sama mama, generasi ketiga ya Adek dan saudara - saudara yang lain. Tapi menurut Popa, Adek yang paling pas buat meneruskan ini semua." Dhevi terkekeh, bukan tertawa senang melainkan menertawakan pendapat popanya. "Dibangun Popa bertahun - tahun yang lalu, dirawat sama om Dio, nanti tiba - tiba..'Booommm', hancur di tangan Adek," ucap Dhevi sambil menggerakkan tangannya seolah - olah menjatuhkan bom, lalu dia tertawa lagi. "Nggak apa - ap