Mara bisa merasakan hembusan angin dingin di wajahnya. Kaki kurusnya berpacu dengan derap jantung dan hembusan nafas yang keluar dari hidungnya. Ia menjulurkan tangannya kedepan, hendak meraih tubuh jangkung yang juga berlari di depannya. Namun tidak peduli seberapa cepat ia berlari, atau seberapa keras ia berusaha, tubuh pria itu tidak pernah bisa di capainya. “Logan!” panggilnya. “Tunggu aku!” Tidak ada respons dari Logan. Ia tetap melangkahkan kaki jangkungnya ke depan. Kepalanya yang tertutup oleh kerudung dari jaket hitamnya menatap kedepan, membelakangi Mara. Semakin menjauh semakin Mara berusaha menggapai. “Tunggu aku, Logan!” jerit Mara sekali lagi. Tapi bukannya jawaban yang diterimanya, suara gemuruh terdengar dari bawah kaki Mara. Diikuti dengan menghilangya tanah yang d
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari