Jasmine menghela napasnya panjang menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya terlihat menyimpan banyak beban juga kebencian. Menyisir rambutnya dengan lembut namun cengkraman pada sisir yang dia gunakan terlihat begitu kuat.
“Aku kembali bukan untuk berjuang mendapatkan cintamu lagi, Mahesa. Semuanya hancur karena Sofia b******k dan wanita jalang yang membuatmu jatuh cinta itu.” Jasmine menggumam dengan nada bengisnya.
Ingatannya kembali memutar pada kejadian dua tahun lalu, di pesta Wangsadinata Group malam itu, bagaimana Mahesa yang memberikan kejutan padanya tentang pengumuman pernikahannya, bagaimana pria itu memeluk wanita yang diakuinya sebagai istri itu dan memberinya tatapan khawatir.
Jasmine merasakannya sejak malam itu, ketakutannya tentang Mahesa yang memiliki perasaan p
