“Kana …” Mahesa kembali memanggil Kana dengan nada yang parau dan raut yang masih begitu terkejut, dia kembali menatap sosok mungil dalam gendongan Kana lalu beralih pada Kana secara bergantian. Sedang Kana masih belum mengatakan apapun, Mahesa mencoba lebih dekat, namun Kana langsung reflek mengambil langkah mundur. Lalu tatapan Mahesa kembali melekat pada Nala yang juga menatapnya, pria itu menatapnya dengan perasaan yang membuncah dan mendamba pada bayi mungil yang kini juga menatapnya dengan mata berbinar yang menggemaskan. Mahesa berkaca-kaca, menatap pada Kana seolah memohon penjelasan sedikit saja tentang bayi mungil dalam gendongan wanita itu. “Kana … Dia … putri …. kita?” Tanya Mahesa dengan lidah yang kelu dan sesak yang membelenggu, melihat betapa cantik dan sehatnya put