Bab 86 | Pantai yang Menjadi Saksi

1665 Kata

Bunyi bel apartemen di pagi hari saat Kana sedang menyuapi Nala, pengasuh Nala yang membukanya. Tidak lama Kana mendengar suara Nadia yang begitu nyari memanggil nama Nala. “Kana … sayang … Oma membawakan lapis talas kesukaanmu.” Nadia dengan senyum sumringahnya menghampiri Kana dan Nala yang sedang duduk lesehan di ruang tengah tempat bermain Nala. “Mama … Baru dua hari lalu Mama pulang ke Jakarta. Bagaimana Mama bisa ada di sini lagi, Mama akan kelelahan nanti.” Ucap Kana dengan nada yang begitu terkejut. “Kelelahan apanya, Jakarta-Bali hanya satu setengah jam. Mama ingin terus dan terus melihat Nala. Ah cucuku yang cantik jelita ini.” Nadia langsung memangku Nala dan memberinya kecupan-kecupan kecil. Untungnya Nala seperti sudah nyaman dengan Nadia begitu cepat, dia justru terk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN