Russel masih berdiri dengan bantuan dua orang ksatria yang menopang tubuhnya. Orang tua itu menatap Ash dengan pandangan sengit. “Apa? Bertarung denganku kau bilang?” Ash mengangguk ringan. “Tuan Russel merasa saya tidak pantas, bukan? Bagaimana kalau saya membuktikan nilai diri saya sebagai orang pantas agar Tuan Russel percaya? Pihak kerajaan kami tentu saja tidak akan memberikan seusatu yang buruk untuk pertemuan penting seperti ini.” “Hah!” Russel menepis pegangan ksatria pada tubuhnya. Orang tua itu mengangkat tongkat lagi lalu menghentakan ke tanah kembali. Kemudian ledakan angin terjadi lagi, kali ini sampai membuat batu bata di pijakan kakinya sampai retak. “Kau sedang menantangku?” “Anda salah paham. Saya bukan menantang Tuan Russel, tapi sedang mebuktikan kepantasan diri selak