Fia mengangkat ponselnya, menatap silau layar ponsel yang bersinar terang saat suasana kamar sedang sangat gelap. Fia menyukai keadaan gelap ketika ia sedang bersedih. Setelah memakan sajian makan malam, ia kembali mematikan seluruh lampu di kamar. Fia tetap harus makan, ia tidak ingin bertindak bodoh yang berujung mencelakai kandungannya. Ia adalah sampah, seperti yang dikatakan Riana tadi, namun tidak bayi ini. Ia tidak berdoa, bukan kemauan bayi ini hadir dan mempercayakan Fia untuk menjadi ibunya. Fia tetap menyayanginya, terlepas banyak kejadian yang menerpa. Fia anggap ini hukuman yang harus ia terima, namun Fia percaya di balik hukuman ini ia memiliki penguat, yaitu bayi yang ia kandung. Bulan ini kandungannya genap usia dua puluh empat minggu, itu berarti kehamilannya semakin hari