(21+) Aku sudah memutuskan memaafkan Edward, itu berarti aku sudah percaya bahwa Edward tidak merekayasa ceritanya. Aku mengusap layar ponselku, lalu menekan sebuah nomor pada panggilan masuk yang tadi ku terima. Sekitar satu jam setelah Edward pamit pergi ke kantor, nomor ini menghubungiku. Seorang wanita dengan suara paraunya berbicara kepadaku, ia mengatakan kalau ia harus bertemu denganku. Aku mengenal suaranya, walaupun ia buat suaranya datar tapi aku masih belum melupakannya, karena wanita ini yang sudah membuat hubunganku dan Edward nyaris hancur. "Ini teh manis hangat nya, Bu." seorang pelayan cafe menghampiri meja tempat ku menunggu dan membawakan pesanan ku. Tidak lama sebuah suara langkah kaki mendekatiku, aku mengangkat pandanganku, lalu mematikan ponselku. Wanita yang aku